Kaum Orientalis sejak lama melemparkan tesis tentang "Arab Biadab". Dalam kajian Sejarah Islam, mereka menyatakan bahwa sebab diutusnya Muhammad di tengah bangsa Arab, karena bangsa Arab bangsa "biadab", dan sebab sukunya Muhammad dari Quraisy karena Quraisy paling "biadab" nya bangsa Arab, serta sebab dilahirkannya Muhammad di Mekkah karena itulah tempat dan sarang bangsa paling "biadab" di dunia.
Di Indonesia yang pertama kali menyebar-luaskan tesis tersebut di tengah masyarakat adalah Snouck Hugronye. Propaganda Snouck cukup berhasil dan sangat digandrungi oleh kaum Liberal Indonesia, bahkan hingga kini dalam kurikulum pendidikan sejarah Islam di Indonesia masih termuat tesis tersebut. Tesis ini sangat rasis dan fasis sekaligus sesat dan menyesatkan.
Tesis yang menyatakan bahwa sebab diutusnya Rasulullah SAW di dunia karena seluruh dunia dalam kejahiliyahan yang penuh kemusyrikan, kezaliman dan kebiadaban, adalah tesis yang tepat dan tak bisa dipungkiri. Namun tesis yang menyatakan sebab diutusnya Rasulullah SAW di tengah bangsa Arab karena Arab merupakan bangsa yang paling biadab di dunia, merupakan tesis yang sama sekali tidak berharga, karena tidak ilmiah dan tidak didukung fakta dan data yang akurat. Tesis "Arab Biadab" adalah tesis yang hanya didasarkan kepada bibit rasis dan fasis para musuh Islam.
Sebelum Rasulullah SAW diutus sebagai Nabi dan Rasul, di Arab ada kebiadaban Wa-dul Banaat yaitu mengubur hidup-hidup anak perempuan. Di tengah bangsa Israil ada kebiadaban membunuh para Nabi dan Rasul. Di Persia ada kebiadaban tradisi Mazdakiyah yang menghalalkan seorang ayah mengawini putri kandungnya sendiri. Di Eropa ada kebiadaban adu tarung manusia (Gladiator) yang terkadang diadu dengan binatang buas untuk tontonan masyarakat, bahkan di waktu tertentu kaum Bangsawan berburu "manusia" sebagai hiburan dengan melepas budak lalu dijadikan sasaran tembak anak panah dan tombak antar para pelomba berburu. Di China ada tradisi pengebirian kaum pria untuk dijadikan "kasim" dalam istana Raja mau pun kaum bangsawan lainnya. Di pedalaman Afrika ada kebiadaban Kanibalisme yang orang masih makan orang. Di India dan Indonesia pun ada kebiadaban yang tidak kalah dengan negeri lainnya. Benarkah dari semua kebiadaban itu Arab adalah yang "paling biadab" sebagaimana tesis orientalis yang digandrungi kaum Liberal ? Apa tolok ukur dan parameternya ? Apa pula dasar berfikir dan metode penyimpulannya ? Semua tidak jelas, kecuali sikap rasis dan fasis terhadap bangsa Arab, tidak lebih !
Arab memang biadab dengan kemusyrikan dan kezalimannya, tapi seluruh dunia juga sama biadabnya dalam kemusyrikan dan kezaliman. Ada pun QS.9.At-Taubah : 97 yang dijadikan dalil oleh kaum Liberal bahwa bangsa Arab paling keras kufur dan nifaqnya, merupakan korupsi dalil dan manipulasi hujjah. Dalam ayat tersebut termaktub kata "Al-A'raab" bukan "Al-'Arab", sehingga yang dimaksud adalah sekelompok orang Arab pedusunan bukan bangsa Arab keseluruhan. Lagi pula pada lanjutan ayat yaitu di ayat ke-99 disebut tentang "Al-A'raab" yang beriman kepada Allah SWT. Jadi, argumentasi Liberal gugur melalui rangkaian ayat-ayat itu sendiri, inilah salah satu bukti kebodohan kaum Liberal dalam memahami Al-Qur'an.
Prof. DR. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi dalam kitabnya "Fiqhus Siirah" menelanjangi kebobrokan tesis orientalis tersebut. Beliau secara cerdas dan brillian menjawab dengan tuntas persoalan tersebut. Secara ringkas jawaban tentang kenapa Rasulullah SAW diutus di tengah bangsa Arab, antara lain :
Pertama, dalam QS.3. Aali-'Imraan : 96 ditegaskan bahwa Ka'bah di Mekkah merupakan rumah Allah SWT pertama yang ada di atas muka bumi. Dalam riwayat disebutkan bahwa Ka'bah dibangun pertama kali oleh Syits putra Nabi Adam AS, lalu lenyap saat terjadi banjir besar di zaman Nabi Nuh AS, dan dibangun kembali di zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, dan disempurnakan di zaman Nabi Muhammad SAW. Artinya, jauh sebelum Nabi Terakhir dilahirkan di Mekkah, kota tersebut sudah disiapkan untuk menerima kehadirannya. Ka'bah sebagai pusat Dunia dan yang akan menjadi Qiblat kaum muslimin sudah disiapkan di Mekkah jauh sebelum kedatangan Sang Nabi Terakhir. Jadi, ada mau pun tidak ada kebiadaban bangsa Arab di Mekkah, maka Nabi Muhammad SAW tetap akan lahir di kota tersebut, sehingga kebiadaban bangsa Arab bukan alasan diutusnya Nabi Terakhir di tengah bangsa Arab.
Kedua, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan putranya Ismail AS dan ibunya Siti Hajar AS di Mekkah yang saat itu hanya merupakan tanah gersang dan tandus tanpa penduduk dan tidak ada sumber air mau pun perkebunan. Kenapa Ismail bukan Ishaq ? Dan kenapa di Mekkah bukan tempat lainnya ? Sebab Nabi Terakhir akan lahir dari keturunan Ismail bukan Ishaq, dan karena di Mekkah lah tempat asal mula berdirinya Ka'bah yang kelak mesti dibangun kembali oleh Ibrahim dan Ismail, yang nantinya akan menjadi Qiblat kaum muslimin. Jadi, keberadaan Ismail di Mekkah memang telah disiapkan untuk menjadi bagian dari proses kedatangan Nabi Terakhir, sehingga tidak ada kaitan dengan kebiadaban bangsa Arab.
Ketiga, saat kelahiran Rasulullah SAW di Mekkah, ada dua imperium besar yang memimpin dunia, Kaisar Romawi di sebelah barat, dan Kisra Persia di sebelah timur. Ketika itu tak ada satu pun wilayah Timur Tengah yang luput dari cengkeraman kekuasaan kedua imperium raksasa tersebut, kecuali Mekkah dan sekitarnya. Dalam kedua sistem pemerintahan kekaisaran tersebut ada gejolak politik, perang filsafat, pertikaian agama dan nafsu imperialisme. Sedang Mekkah merupakan wilayah yang polos dan lugu, tiada sistem pemerintahan, tiada politik mau pun filsafat, tiada nafsu imperialisme, tiada pertikaian agama, yang ada hanya sistem kekeluargaan qabilah. Mekkah terbebas dari gejolak politik mau pun filsafat yang terjadi di kedua imperium tersebut. Karenanya, jika Nabi Terakhir diutus di Romawi atau Persia, maka akan ada tuduhan bahwa Islam yang dibawa Muhammad lahir dari gejolak politik dan perang filsafat serta pertikaian agama, atau sebagai anak angkat dari nafsu imperialisme. Namun dengan diutusnya Rasulullah SAW di Mekkah, maka tuduhan semacam itu menjadi tak berdasar. Ini bukan terjadi kebetulan, namun memang Mekkah sudah disiapkan dalam program ilahi sebagai tempat lahirnya nubuwwah akhir zaman. Jadi, lagi-lagi bukan kebiadaban bangsa Arab yang menjadi alasan.
Keempat, Arab memang biadab dengan tradisi Wa'dul Banaat-nya, namun tidak semua bangsa Arab melakukan tradisi tersebut. Buktinya yaitu keberadaan Rasulullah SAW dan para Shahabat serta semua masyarakat Arab di zaman itu. Bukankah mereka semua dilahirkan oleh wanita ?! Bukankah para wanita yang menjadi ibu mereka tidak dikubur hidup-hidup sewaktu kecil ?! Harus dicatat dengan jujur bahwa bangsa Arab yang biadab itu memiliki sejumlah keistimewaan yang diakui sejarah, yaitu mereka terkenal dengan sikap wibawa, setia dan berani. Inilah salah satu rahasia kenapa Rasulullah SAW dilahirkan di Mekkah, karena dari kota tersebut akan lahir generasi umat yang berwibawa dan pemberani serta sangat setia kepada Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, rodhiyallaahu 'anhum. Tidak seperti bangsa Israil yang sering membangkang kepada para Nabi dan Rasul, bahkan tidak jarang membunuhnya. Jadi, justru kelebihan sifat bangsa Arab dalam wibawa, kesetiaan dan keberaniannya lah yang lebih tepat menjadi alasan pengutusan Rasulullah SAW di tengah bangsa Arab, bukan kebiadabannya.
Kelima, dalam suatu riwayat Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT memilih bangsa Kinanah dari anak keturunan Adam, dan memilih suku Quraisy dari bangsa Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari suku Quraisy, dan memilih beliau dari Bani Hasyim. Dengan demikian, Rasulullah adalah "manusia pilihan" dari "bani pilihan" dari "suku pilihan" dari "bangsa pilihan". Hadits ini menunjukkan bahwa bangsa Arab yang biadab itu merupakan yang terbaik di antara yang biadab ketika itu, bukan yang paling biadab. Jadi, tesis orientalis yang dipropagandakan kaum Liberal hingga kini tersebut terbantahkan dengan hadits ini.
Akhirnya, jelas sudah bagi kita semua betapa rasis dan fasisnya kaum Liberal. Karenanya, umat Islam harus merapatkan barisan dan menyatukan potensi kekuatan untuk memerangi pemikiran dan paham Liberal yang sesat dan menyesatkan. Dan sudah waktunya para pecinta NKRI untuk menghalau Liberal dari negeri ini, karena mereka sedang memasang bom waktu rasis dan fasis yang akan memecah belah dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan Indonesia.
Tuduhan dan fitnah Liberal lainnya terhadap Islam dan Arab akan kita jawab satu per satu melalui tulisan-tulisan yang akan datang. Insya Allah.
0 komentar:
Posting Komentar